PkdpNews.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Dewan Masjid Indonesia (DMI) Belitung Timur (Beltim) bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Beltim baru-baru ini menyelenggarakan sebuah seminar kebangsaan yang menyentuh hati.
Bertajuk “Merawat Keutuhan Persatuan Bangsa Demi Indonesia Maju”, seminar yang dilaksanakan pada Rabu, 22 Oktober 2025 di Aula Camat Manggar ini bukan hanya sebuah upacara peringatan, tetapi juga ajakan untuk merefleksikan perjalanan bangsa Indonesia menuju kemajuan dalam bingkai keberagaman.
Seminar ini digelar untuk memperingati tiga momentum bersejarah: Hari Santri, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan, yang memiliki makna mendalam dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Dengan tema yang relevan, seminar ini berupaya untuk menggugah kesadaran kolektif masyarakat Beltim, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya menjaga semangat kebangsaan yang telah diwariskan oleh para pendahulu.
Menyikapi Tantangan Zaman dengan Moralitas yang Kuat
Acara dibuka oleh Pj. Sekda Hendri Yani, yang dalam sambutannya menyoroti pentingnya tiga momen tersebut sebagai tonggak besar dalam perjalanan Indonesia.
“Hari Santri, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan adalah simbol perjuangan, semangat, dan pengorbanan. Namun, tantangan yang kita hadapi sekarang bukan lagi berupa penjajahan fisik, melainkan penjajahan digital dan moral,” ujar Hendri.
Hendri melanjutkan, tantangan terbesar bangsa kini adalah maraknya disinformasi, ujaran kebencian, serta fanatisme sempit yang bisa memecah belah kesatuan bangsa.
Menurutnya, merawat persatuan bukan sekadar menjaga agar Indonesia tidak terpecah, melainkan juga membangun kesadaran akan keberagaman sebagai anugerah yang memperkaya bangsa.
“Dari santri, kita belajar tentang keikhlasan, dari pemuda kita belajar semangat, dan dari pahlawan kita belajar pengorbanan.
Ketiganya adalah sumber kekuatan untuk Indonesia maju,” tambah Hendri, yang dengan tegas mengingatkan pentingnya kesadaran bersama dalam merawat nilai-nilai kebangsaan.
Media Sosial, Narkoba, dan Wawasan Kebangsaan
Seiring dengan perkembangan zaman, seminar ini juga menghadirkan narasumber yang memberikan pandangan kritis mengenai isu-isu yang mengancam persatuan. Kasat Binmas Polres Beltim, Arief Budiman, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap adu domba yang sering muncul di media sosial.
“Media sosial kini menjadi medan pertempuran baru, dengan berbagai berita hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah masyarakat. Kita harus bijak dalam menyaring informasi,” ujarnya.
Arief juga menyoroti bahaya narkoba yang kian marak dikalangan pelajar. Menurutnya, narkoba bukan hanya ancaman bagi kesehatan, tetapi juga masa depan generasi muda Indonesia.
“Jika tidak segera ditangani, narkoba bisa menghancurkan harapan masa depan bangsa,” lanjut Arief, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap ancaman ini.
Sementara itu, Danramil 02/Manggar, Subkhan, mengingatkan bahwa Bhinneka Tunggal Ika harus menjadi pegangan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Keberagaman bukanlah masalah, melainkan kekuatan. Semangat Bhineka Tunggal Ika harus terus kita jaga agar Indonesia tetap kokoh dalam perbedaan,” tegas Subkhan.
Ideologi dan Sejarah : Pilar Utama untuk Generasi Muda
Dalam sesi berikutnya, Ketua FPK Beltim, Sarjano, menekankan pentingnya menanamkan wawasan kebangsaan kepada generasi muda, khususnya dalam memahami ideologi negara.
Ia mengungkapkan bahwa pengajaran mengenai ideologi dan sejarah bangsa dapat membantu generasi muda menghargai perbedaan dan memahami perjuangan bangsa Indonesia sejak dahulu.
“Wawasan kebangsaan harus dipupuk sejak dini, agar generasi muda memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan siap menghadapi tantangan ke depan,” tuturnya.
Sebagai penutup, Ketua PWNU Kepulauan Bangka Belitung, Masmuni Mahatma, menyampaikan pesan penting tentang persatuan yang harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Ia mengingatkan bahwa peran kiai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat besar, dan generasi muda harus memahami serta menghargai jasa-jasa mereka.
“Persatuan dimulai dari diri sendiri. Kita harus menjaga dan menghargai perbedaan, baik itu agama, suku, bahasa, maupun budaya. Keberagaman ini adalah kekuatan kita untuk membangun bangsa yang lebih maju,” ujar Masmuni.
Menyongsong Masa Depan yang Lebih Baik
Peringatan Hari Santri, Sumpah Pemuda, dan Hari Pahlawan tahun 2025 di Beltim ini bukan sekadar acara seremonial. Ini adalah upaya nyata Pemerintah Kabupaten Beltim untuk menanamkan nilai-nilai persatuan dan kebangsaan di tengah masyarakat.
Seminar kebangsaan ini diharapkan dapat memperkuat semangat kebangsaan, menjaga keberagaman, serta menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan masa depan.
Dengan penuh harapan, para peserta seminar berkomitmen untuk bersama-sama menjaga Indonesia yang lebih maju, harmonis, dan berkeadilan, menjadikan perbedaan sebagai jembatan, bukan penghalang, dalam mencapai cita-cita bangsa. | PkdpNews.Com | */Redaksi | *** |

