PkdpNews.Com | ArtaSariMediaGroup ~ Setiap kali musim penghujan datang, Endah Loviana (33) merasakan kecemasan yang menggetarkan.
Rumahnya yang terletak di Desa Mengkubang, Kecamatan Damar, sudah bertahun-tahun menghadapi kondisi yang memprihatinkan.
Atap seng yang berkarat, dinding kayu yang dimakan rayap, serta lantai tanah yang belum tersentuh semen adalah pemandangan sehari-hari yang harus ia hadapi bersama anaknya.
Bahkan, tiang penyangga rumah yang miring seperti dalam novel Laskar Pelangi menjadi simbol betapa rapuhnya rumah tersebut.
“Rumah ini hampir roboh. Bukan hanya saat hujan, bahkan di bawah terik matahari pun sinar matahari bisa masuk lewat atap dan dinding,” ujar Endah, dengan wajah yang masih memendam kepedihan.
Sejak suaminya meninggal empat tahun lalu, Endah harus menanggung beban besar. Bekerja sebagai tukang bersih-bersih dengan upah yang tak seberapa, serta bekerja serabutan sebagai buruh tani, ia hampir tidak memiliki waktu dan uang untuk memperbaiki rumah yang sudah rusak parah.
Bahkan untuk makan sehari-hari pun, Endah seringkali merasa pas-pasan.
Namun, di tengah keterpurukan itu, harapan datang melalui Program Bantuan Stimulan Rumah dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRP2RKP) Kabupaten Beltim.
Endah terpilih sebagai salah satu penerima manfaat bantuan tersebut. Dengan dana sebesar Rp60 juta, ia kini bisa membangun rumah yang jauh lebih layak untuk dirinya dan anaknya.

“Alhamdulillah, sekarang kami sudah bisa tinggal di rumah yang jauh lebih baik. Terima kasih kepada Pemkab Beltim yang telah memberikan perhatian kepada kami,” ujar Endah, penuh haru.
Bantuan yang diterima oleh Endah terdiri dari Rp45 juta untuk membeli bahan bangunan dan Rp15 juta untuk upah pekerja.
Proses pembangunan rumah baru tersebut berlangsung sejak awal Oktober 2025 dan sudah selesai, memberikan Endah dan anaknya tempat yang lebih aman dan nyaman untuk berteduh.
Program yang Menyentuh Kehidupan Masyarakat
Bantuan Stimulan Rumah (BSR) ini merupakan salah satu program prioritas dari Pemerintah Kabupaten Beltim yang ditujukan untuk memberikan rumah layak huni bagi warga miskin. Tahun 2025 ini, total ada 64 penerima manfaat yang terdaftar dalam program ini.
Sebanyak 28 di antaranya mendapatkan bantuan untuk pembangunan rumah baru, sementara 33 lainnya memperoleh bantuan untuk rehabilitasi rumah yang sudah tidak layak.
“Progres pembangunan rumah baru sudah selesai dan sudah dihuni oleh penerima manfaat, sementara program rehab rumah sudah mencapai 90 persen,” ungkap Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Eldo Mukmin.
Ia juga menambahkan, program ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang Pemkab Beltim untuk mewujudkan 1.000 rumah layak huni pada tahun 2030.
Namun, tidak semua cerita berjalan mulus. Terdapat beberapa penerima yang harus tertunda karena masalah administratif, seperti ketidaksesuaian data dengan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) atau bahkan meninggal dunia sebelum bisa menerima bantuan.
Menyikapi hal ini, DPUPRP2RKP akan melakukan revisi pada peraturan bupati yang ada, sehingga jika ada calon penerima yang meninggal, bantuan bisa dialihkan kepada ahli warisnya.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Program Bantuan Stimulan Rumah ini jelas memberikan dampak besar bagi banyak keluarga miskin yang selama ini hidup dalam ketidakpastian.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Menurut Eldo, meski target 180 rumah pada tahun 2026 sudah dipatok, anggaran terbatas menjadi kendala utama. Ditambah lagi, proses verifikasi dan pencocokan data penerima manfaat yang memerlukan waktu lebih banyak.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Beltim berencana memperluas jangkauan program ini dengan memperbaiki mekanisme administrasi dan memperbanyak kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti lembaga sosial dan pemerintah pusat.
“Masyarakat harus terus diajak untuk aktif mengajukan diri, dan kami berkomitmen untuk memastikan bantuan ini tepat sasaran dan memberikan manfaat nyata,” kata Eldo.
Harapan dari Program yang Terus Berjalan
Bagi Endah, rumah barunya bukan hanya sekadar tempat berlindung, tetapi juga simbol dari perjuangan hidupnya yang tak pernah padam.
Meskipun kondisi ekonomi masih serba terbatas, kini ia merasa lebih tenang karena ada tempat yang lebih aman untuk anaknya bersekolah dan tumbuh dewasa.
“Saya berharap program ini bisa terus berjalan, agar warga seperti saya yang kurang beruntung bisa merasakan manfaatnya,” tutup Endah dengan mata yang berbinar.
Ke depan, meskipun tantangan besar masih ada, program ini memberi secercah harapan bagi mereka yang terpinggirkan, sekaligus menjadi contoh bagaimana kebijakan sosial yang baik bisa merubah kehidupan banyak orang. | PkdpNews.Com | */Redaksi | *** |


1 Comment
oke